This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday 3 April 2013


RumahCom – Budaya Cina memang kaya dengan simbolisme. Setiap aspek kehidupan di Negeri Tirai Bambu itu mempunyai sederet simbol. Berbagai binatang, seperti kuda, bangau, pohon bambu, atau ikan koi, dalam kajian seni rupa Cina juga mewakili simbol-simbol tertentu.

Sejak dulu, bangsa Cina membuat lukisan untuk mengekspresikan gagasan dan merupakan satu bentuk bahasa untuk mengekspresikan harapan, keyakinan, dan bahkan untuk menyampaikan doa. Lukisan yang menampilkan simbol-simbol yang baik, dianggap bisa meningkatkan keberuntungan. Selain itu, ada juga lukisan yang mampu memengaruhi psikologi seseorang jika memandangnya.

Di dalam masyarakat Cina yang masih fanatik dengan aturan fengsui, orang tidak akan sembarangan memasang lukisan di dalam sebuah ruangan. Mereka biasanya berusaha mengetahui tata aturan memasang lukisan.

Hal ini ada baiknya juga kita pelajari, sehingga kita bisa meletakkan lukisan yang tepat di tempat yang tepat pula. Dengan demikian, lukisan tidak hanya bisa menghias, tetapi juga mampu menghidupkan suasana di sebuah ruangan.

Sesuaikan dengan Astrologi KelahiranKonsultan dan Pengamat Fengsui, Mas Dian, mengatakan, sebelum memasang sebuah lukisan, sebaiknya orang mengerti dahulu makna lukisan atau simbol-simbol yang ada di dalamnya. Selain itu, elemen warna pada lukisan juga berpengaruh, karena berhubungan dengan pribadi pemilik rumah, disesuaikan dengan lambang atau astrologi kelahiran (chiu). Misalnya, orang yang lahir pada tahun 1954 (ber-shio kuda), sebaiknya memasang patung kuda di meja atau lukisan kuda di belakang meja kerjanya.

Lukisan kuda, menurut Mas Dian, memiliki makna segera menjadi berhasil, atau dalam bahasa Cina-nya Ma Mao Kung (Ma= kuda,Mao= datang, Kung= berhasil). Akan tetapi, cara memasang lukisan tersebut pun tidak boleh sembarangan. Agar rezeki atau keberhasilan masuk ke rumah, arah hadap kuda di dalam lukisan tersebut harus menghadap ke dalam rumah.

“Biasanya orang memasang lukisan gambar kuda yang sedang berlari. Jika memasang kuda yang sedang berlari keluar rumah, rezeki juga bisa ikut lari keluar,” kata Mas Dian.

Jika memasang lukisan dengan gambar-gambar yang berkaitan dengan shio, penempatannya mesti dicocokkan dengan hitungan fengsui. Menurut Mas Dian, orang kelahiran tahun 1962 (ber-shio macan) tidak diperbolehkan memasang lukisan shio yang bertentangan dengan shio-nya (ciong), seperti lukisan monyet atau ular.

Begitu juga sebaliknya, orang bershio monyet dan ular lebih baik tidak menaruh lukisan bergambar macan, singa, dan kucing. “Ini masalah simbolisasi dalam lukisan. Sebaiknya, elemen kelahiran dipasang di kantor masing-masing mengikuti shio yang bersangkutan,” ujar Mas Dian. Kalau elemen lukisan tidak cocok dengan shio seseorang, tambah Mas Dian, hal itu bisa mendatangkan ketidakharmonisan.

Lukisan Pembawa Kemakmuran
Selain lukisan yang bergambar shio kelahiran, ada beberapa lukisan pemandangan, yang menurut fengsui, melambangkan kemakmuran, seperti lukisan gunung, sawah, orang yang sedang memanen, dan sungai. Menurut Mas Dian, dengan memasang lukisan orang yang sedang memanen, diharapkan si pemilik lukisan akan memperoleh “panen” rezeki sepanjang tahun.

Di sisi lain, lukisan gambar pohon cemara dengan burung bangau juga memiliki arti kemakmuran. Lukisan cemara melambangkan tanaman berumur panjang, tahan cuaca, dan kuat, sementara burung bangau melambangkan panjang umur. Simbol kemakmuran pun bisa diwakili oleh lukisan air terjun. “Tetapi bukan berarti orang yang memasang lukisan tersebut selalu bisa menjadi kaya,” ujar Mas Dian.

Anto Erawan(antoerawan@rumah.com)
Foto: Anto Erawan/dok. Mas Dian

Mengenal Siklus Pasar Property


 Membicarakan pasar properti dan tren yang tengah terjadi, tentu tidak terlepas dari siklus pasar properti. Siklus properti menunjukkan pergerakan naik turunnya tingkat penjualan properti pada suatu periode.
Menurut Panangian Simanungkalit, naik turunnya pasar properti terutama disebabkan oleh inflasi. Ketika inflasi di Indonesia rendah, sekitar 5% - 6% (seperti pada 1992 dan 2004), SBI hanya berada di angka 7%, sementara suku bunga KPR berkisar 9%.
Pendiri Panangian School of Property ini memberi gambaran, pada saat suku bunga rendah, banyak konsumen berlomba membeli rumah, sementara pengembang juga membangun properti guna mengimbangi demand. Lantaran banyak yang membeli rumah, maka terjadi ketidakseimbangan antara jumlah uang dan jumlah produk properti.
Dengan pergerakan uang yang cepat, sementara di sisi lain produk yang akan dibeli masih dalam persiapan, maka terjadilah kenaikan harga. “Permintaan jauh lebih tinggi dari suplai, karena menyediakan suplai properti bukan hal yang mudah dan cepat. Tentu saja hal ini membuat harga-harga bahan bangunan mulai merangkak naik untuk merespondemand yang terus meningkat. Kenaikan harga ini juga dipicu oleh inflasi yang naik. Di sisi lain, suku bunga pun ikut naik, karena pemerintah harus menjaga tingkat suku bunga di atas inflasi, untuk memberikan marjin kepada para deposan yang berinvestasi dalam bentuk deposito,” papar Panangian.
Ketika suku bunga naik secara mendadak (misalnya SBI naik menjadi 9,5%), maka konsumen akan menunda pembelian. “Pada keadaan normal, SBI sebesar itu hanya akan membuat KPR menyentuh angka 12%,” jelas Panangian, “tetapi pada saat krisis finansial global seperti 2008 lalu, KPR bisa menyentuh angka di luar kebiasaan, yakni 15%-17%.”
“Pada kondisi seperti ini, calon konsumen mulai menunda pembelian rumah, sementara pengembang mulai mengurangi stok, sehingga terjadilah masa koreksi terhadap bisnis properti (resesi). Demikian siklus ini terjadi berulang-ulang,” katanya.
Anto Erawan
(antoerawan@rumah.com)

Kesalahan Yang Terjadi dalam menjual Rumah



Menjual sebuah rumah merupakan langkah besar bagi sebagian orang, dan terkadang menyebabkan si penjual emosional karena rumah tersebut mungkin menyimpan kenangan tertentu. Yang perlu diingat, proses menjual rumah sebenarnya adalah transaksi bisnis yang tidak seharusnya melibatkan emosi.
Dilansir dari laman businessinsider.com, berikut dijabarkan empatkesalahan yang sering terjadi ketika seseorang hendak menjualrumah. Kesalahan ini tidak jarang menyebabkan transaksi menjadi gagal.
1. Menetapkan harga yang terlalu tinggi
Mencari keuntungan dengan menjual rumah dengan harga tinggi memang sebuah kewajaran. Apalagi jika rumah itu merupakan warisan orang tua atau rumah pertama yang dibangun dengan keringat sendiri, pasti nilai emosionalnya sangat tinggi. Tetapi ingat, terdapat beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi harga rumah. Faktor eksternal tersebut antara lain, akses transportasi ke lokasi, akses mendapatkan air, dan fasilitas umum seperti sarana kesehatan, sekolah, ibadah, dan pasar. Rumah tercinta dengan faktor eksternal yang minim, dapat mengurangi harganya.
2. Mendampingi agen penjual ketika calon pembeli ingin melihat rumah
Seorang calon pembeli yang datang melihat rumah, pasti akan memberikan segudang pendapat mengenai rumah tersebut. Tidak jarang pendapat tersebut dimaknai sebegai suatu kritikan di telinga si penjual terhadap rumah yang dicintainya itu. Akibatnya, bukan transaksi tawar-menawar yang akan terjadi, tetapi adu argumen atau malah debat kusir. Jadi sebaiknya, percayakan penjualan rumah Anda kepada agen properti terpercaya.
3. Berprinsip menolak tawaran pertama
Rumah yang sudah lama tidak terjual setelah diluncurkan ke pasar, bukanlah hal yang baik. Harga rumah bukannya akan semakin naik mengikuti harga sekitar, tetapi malah akan semakin turun. Mengapa? Menurut penelitian perusahaan agen properti ternama di New York, rumah yang baru dipasang tanda ‘dijual’ hanya akan mendapat perhatian pasar selama dua minggu saja. Selain dipengaruhi oleh siklus jual beli, kualitas rumah yang dijual itu pasti akan semakin menyusut.
4. Menolak tawaran karena emosi
Prinsipnya, seorang penjual akan mematok harga setinggi-tingginya, dan seorang pembeli akan menawar serendah-rendahnya. Hal ini adalah lanjutan kesalahan poin kedua yang berawal di debat kusir dan berakhir di gagalnya sebuah transaksi jual beli rumah.